Ketika kita memutuskan untuk menjadi seorang pemimpin, maka saat itu pula kita harus siap untuk membuang sifat egois, sifat tak mau mengalah, sifat ingin menang sendiri dan sifat selalu merasa diri paling benar. Jauhkanlah diri dari sifat - sifat tersebut, karena sifat - sifat tersebut hanya akan membuat kita menjadi seseorang yang hanya bisa memimpin keegoisan kita, bukan hikmat dan kebijaksanaan diri kita.
Ketika orang lain menertawakan kita, atas apa yang menjadi mimpi kita. Teruslah berjuang untuk menggapai mimpi kita tersebut, buanglah rasa malu, takut gagal dan semua hal yang akan membuat kita akan gagal dalam menggapai mimpi tersebut. Dan yang paling penting, adalah tunjukanlah kepada semua orang, bahwa pada akhirnya, kita akan tersenyum bahagia atas hasil dari jerih payah perjuangan kita selama ini.
Kita terkadang hanya selalu, mencari pembenaran atas
kesalahan - kesalahan yang kita lakukan. Percayalah bahwa orang lain, sama
sekali tidak tertarik dengan pembenaran-pembenaran yang kita lakukan. Tanpa disadari pembenaran yang kita lakukan tersebut adalah bagian dari, keegoisan diri kita yang tinggi. Sehingga kita akan selalu mencari pembenaran dari setiap kesalahan yang kita lakukan.
Kesalahan bukanlah musuh, ia adalah teman terbaik yang pernah ada untuk
kita. Jangan melihat kesalahan hanya dengan sebelah mata. Ketika
kesalahan itu datang, jauhkanlah segala macam prasangka buruk kita
padanya. Percayalah dibalik setiap kesalahan yang kita buat, selalu ada
senyum yang manis pada akhirnya.
Pejamkanlah mata kita, temukanlah ketenangan dalam pikiran. Biarkanlah ketentraman yang selalu menguasai perasaan kita. Nikmatilah setiap hembusan nafas kita. Serahkanlah setiap permasalahan yang ada dalam hidup kita kepadaNya. Biarkanlah tanganNya ikut membantu kita dalam setiap permasalahan yang menimpa kita. Percayalah Ia akan selalu mengulurkan tanganNya kepada kita dan menuntun kita dalam setiap langkah yang kita jalani.
Hidup ini ibarat pada saat kita, hendak pergi bertamasya. Saat kita
pergi bertamasya, secara tidak langsung, kita perlu untuk menyiapkan
bekal makanan kita, baik bekal pada saat dalam perjalanan ataupun bekal ketika
kita sudah sampai pada tempat tujuan. Cobalah renungkan sejenak, apakah
kita sudah mempersiapkan bekal kita ?
Perjalanan kehidupan ini penuh dengan perjuangan, serta kita dituntut untuk dapat belajar bagaimana agar selalu dapat menyikapi setiap teka - teki dalam kehidupan ini.
Ini adalah proses yang sangat panjang. Biarkanlah kicauan burung, hembusan angin dan orang - orang disekitar kita, menemani kita untuk melalui perjalanan kehidupan ini.
Hati nurani kita, senatiasa melantunkan melodi - melodi nan indah untuk
didengarkan oleh jiwa serta membawa
ketentraman tersendiri dalam kehidupan kita. Namun seringkali pikiran, emosi
bahkan hawa nafsu duniawi kita, membuat diri kita seakan – akan kita ini tuli, sehingga
tak lagi bisa, untuk mendengarkan melodi – melodi tersebut.
Cinta bukanlah sekedar kata - kata serta janji - janji manis belaka. Ketika kita mulai memberanikan diri untuk mengatakan "Aku cinta padamu" kepada seseorang. Percayalah saat itu pula, didepan kita akan sangat banyak ujian untuk membuktikan apakah semua yang kita katakan sebelumnya, itu tulus atau tidak. Dalam hal ini hanya sang waktu yang dapat menjawab, seberapa besarnya cinta anda kepada orang tersebut, apakah hanya sebatas bualan belaka atau tulus dari hati.
Cinta itu unik, terkadang ia dapat pergi, namun percayalah ia akan
selalu punya caranya tersendiri untuk dapat kembali. Walaupun itu harus
mengorbankan banyak hal, seperti air mata, keegoisan dan bahkan juga
mengorbankan sebuah nama baik serta harga diri seseorang. Namun bukan
namanya cinta, jika ia tak memiliki cerita yang unik, bagi para
pelakunya.
Dosa itu terlihat tidak membahayakan. Ibarat musuh yang selalu mengintai
gerak - gerik kita. Karena terlihat tidak membahayakan, terkadang kita
malah menganggapnya adalah teman kita. Sama halnya ketika kita memelihara seekor ular, kita berpikir bahwa ular itu sudah jinak dan dapat dijadikan kawan yang baik bagi kita, namun janganlah kita melupakan sifat alami dari seekor ular. Saat ular itu kelaparan dan tak ada satupun makanan yang bisa ia makan, maka berhati - hatilah kita, karena bisa saja kita yang akan menjadi santapan dari ular tersebut.
Janganlah pernah membiarkan sahabat kita menanggung permasalahan hidupnya seorang diri. Apabila kita mendengar kabar bahwa sahabat kita, tengah menghadapi masalah dan
kita pikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kita. Ingatlah bahwa ketika kita memutuskan untuk menjalin sebuah persahabatan dengan seseorang, kita pun harus siap untuk selalu ada disampingnya, baik senang ataupun susah.
Sabtu, 04 Februari 2012
Sok Bijak Memotivasi,
Sok Bijak Religius
0
komentar
Doa Pengharapan dan Ketekunan
Doa, pengharapan serta ketekunan. Ketiga hal itu akan membimbing kita menuju kesuksesan. Berdoalah kepada Tuhan, seakan - akan doa itu adalah nafas hidup kita. Berpengharapanlah seperti kita akan tahu, bahwa esok matahari akan selalu terbit. Dan bertekunlah selayaknya kita, yang pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki hari ini.
Janganlah sesekali kita mengingat kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain. Itu akan membuat kesan kita pamrih dalam melakukannya. Dan ingatlah kejahatan yang kita perbuat kepada orang lain. Itu akan membuat kita menginstropeksi diri kita sendiri, agar kelak kita tak melakukan kesalahan yang sama.
Lamanya sebuah hubungan, bukanlah dapat menjadi satu - satunya patokan bahwa hubungan tersebut adalah sebuah hubungan yang berkualitas. Hubungan yang berkualitas dapat dilihat dimana kedua pasangan tersebut bukan saling berjanji untuk tak saling menyakiti namun saling berjanji untuk selalu bersama - sama ketika salah satu diantara keduanya merasa tersakiti.
Memang perlu untuk mendengarkan kritik dari orang lain. Namun tak semua kritik perlu kita dengar, andaikan saja kita mampu membuka dan menutup telinga kita, layaknya kita membuka dan menutup mata kita. Cobalah untuk memilah mana kritik yang dapat membangun kita dan mana kritik yang hanya akan membuat kita terus terpuruk dalam rasa bersalah dan sulit untuk membuat kita untuk dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Ketika kita tersakiti, janganlah mencoba untuk melupakan orang tersebut ataupun perbuatan buruk yang ia berikan kepada kita. Ingatlah kebaikan ia kepada kita dan janganlah juga kita mengingat kebaikan yang kita berikan kepadanya. Dan kita juga patut mengucap syukur, karena bukan kita yang menyakiti namun kita yang tersakiti.
Langganan:
Postingan (Atom)